"Bayangkan dalam waktu 8 Jam, Anda bisa memahami bahasa Al-Qur’an, bahasa Robb Penguasa Semesta Ini"Fakta : Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar umat ini. Ia adalah kitab suci yang paling mudah dibaca, dihafal, dan difahami..
Isi Paket Metode Granada
6 VCD High Quality, yang terdiri dari 4 VCD teori dan 2 VCD praktek | |
Buku Panduan Belajar dan Mengajar Metode Granada sistem 4 Langkah | |
Kamus Al-Qur'an untuk satu juz pertama | |
Lembar praktek |
Materi Yang Akan Anda Pelajari
Berikut diantara materi tata bahasa Arab yang kami rangkum dan kami sajikan dengan mudah :
Catatan:
Paket Granada bukan e-book / produk digital sehingga Anda tidak perlu susah payah mendownload video. Paket kami berupa produk fisik yang akan kami kirim langsung ke alamat rumah Anda melalui Pos atau Tiki.
Dengan paket ini, kami berharap Anda semakin memahami hukum-hukum Islam, spiritual Anda semakin terasah, sholat Anda semakin khusuk dan nikmat, karena bisa memahami basuhan ayat-ayat indahnya.
Untuk paket 6 VCD High Quality dan 3 Buku Metode Granada (Buku Panduan, Kamus, dan Lembar Praktek),
Anda hanya perlu berinvestasi sebesar
Rp. 325.000
Rp. 325.000
Khusus DKI jakarta biaya Kirim Rp 5.000,-
- Luar DKI jakarta Relatif -
- Luar DKI jakarta Relatif -
Sangat murah di banding Anda harus belajar bahasa Arab bertahun-tahun lamanya.
*) Untuk mengetahui tata cara pemesanan, silahkan klik di sini.
Metode Granada : Singkat & Padat
1 | Komponen kalimat dalam bahasa Arab hanya ada tiga, yaitu kata benda, kata kerja dan huruf bermakna. Kesemuanya akan dengan mudah teridentifikasi melalui ciri-ciri khususnya. |
2 | Kami telah mengalihbahasakan istilah-istilah Arab ke dalam bahasa Indonesia, sehingga peserta yang awam tidak terbebani dengan istilah asing. |
3 | Konsep utama yang diusung metode ini adalah Anda mengenali awalan, sisipan, dan akhiran sehingga Anda mampu memperoleh akar kata dari tiap kalimat dalam text Arab. |
4 | Awalan, sisipan, dan akhiran dari tiap kalimat dalam Al-Qur’an dikemas hanya dalam satu halaman Tabel Rumus Granada. |
5 | Beberapa materi tata bahasa Arab yang rumit seperti pola aktif & pasif (fi’il majhul, fail & maf’ul) dan huruf penyakit (harf 'illah), diringkas dengan mudah & unik. |
Menerjemah dengan Cara Menghitung Huruf
Satu hal yang menjadi ciri dasar Metode Granada adalah keunikannya dalam mengemas pelajaran nahwu sharaf (tata bahasa Arab). Pada saat Anda belajar metode ini, Anda akan diajak "bermain" menghitung huruf. Sungguh menyenangkan. Tapi, bagaimana bisa?
Bahasa Arab ternyata sangat eksak. Hampir semua kata dasar berasal dari 3 huruf. Ada beberapa yang 4 huruf namun itu sedikit sekali.
Dan dengan cara menghitung huruf ini, kami akan memastikan Anda bisa mendapatkan akar kata dari setiap potong kalimat dari teks Arab berharakat. Sepanjang ataupun sependek apa pun.
Berikut akan saya simulasikan sedikit bagaimana mudahnya belajar bahasa Arab. Perhatikan kata berikut :
Potongan kata di atas (Masjidun) memiliki 4 huruf. Ma, Sa, Ja, dan Da (baca dengan harakat fathah semua). Dengan tabel rumus Granada -yang hanya satu halaman- kita akan tahu bahwa Ma merupakan awalan yang berarti tempat. Selanjutnya kata Sa, Ja, Da merupakan akar kata yang berarti sujud. Maka kita bisa mengerti sekarang, kata Masjid artinya tempat sujud.
Demikian juga kata Al-Muflihuuna, kita akan tahu dari tabel bahwa Al dan Mu merupakan awalan Wawu dan Nun merupakan akhiran, sehingga akar katanya adalah Fa, La, Ha.
Tidak ada alasan untuk menunda kebaikan. Belum tibakah waktunya bagi kita untuk segera melembutkan hati kita? Segera bergabung dengan ribuan alumni kami dan rasakan kedahsyatan bahasa Al-Qur'an
PEMBERITAAN METODE GRANADA DI SEJUMLAH MEDIA MASSA
- Lombok Pos (klik disini)
- www.riauterkini.com (klik disini)
- www.detiknews.com (klik disini)
- Tabloid Syirah (klik disini)
- Tabloid Al Kisah (klik disini)
Prof. Dr Nasaruddin Umar, Dirjen Bimas Islam Departemen Agama RI
menyambut baik peluncuran Metode Granada
menyambut baik peluncuran Metode Granada
Subhanallah metode ini luar biasa memudahkan untuk belajar tata bahasa Arab. Saya dulu paling alergi belajar bahasa Arab, namun metode Granada memudahkan saya untuk bisa menerjemah Al-Qur’an. Jazakumullah khairan katsiran. Ir. Yuli Suhartini (Surakarta) |
Subhanallah, menarik sekali. Ini merupakan suatu hal yang baru bagi yang awam sekali dengan bahasa Arab Muslimin (Guru Al-Firdaus Surakarta) |
Beratnya ilmu nahwu sharaf bisa diserap dalam waktu singkat tanpa harus susah-susah menghafal istilah-istilah yang ada, sehingga sangat membantu siapapun untuk bisa memahami Al-Qur’an dengan mudah, insya Allah. Akhmad Syaiful Anam (39 tahun, Pegawai BUMN) |
Dengan pelatihan ini menambah wawasan dalam hal bagaimana seorang muslim dapat menerjemahkan Al-Qur’an yang berbahasa Arab sehingga dengan mengetahui makna tersebut tinggal mengamalkan dalam kehidupan. Widodo (38 tahun, Karyawan RS) |
Al-hamdulillah setelah mempelajari metode Granada, saya mulai terbuka dan tertantang untuk lebih memperdalam/mempelajari Al-Qur’an walaupun saat ini saya baru bisa memenggal kata (mencari akar kata) saja karena keterbatasan vocab, tapi insya Allah saya bisa mencarinya di kamus. Ira Savitri (36 tahun, Ibu Rumah Tangga) |
Subhanallah, mudah-mudahan metode ini dapat disebarkan seluas-luasnya, agar banyak orang yang lebih memahami kitab suci Al-Qur’an dengan penuh kecintaan. Adi Ekawan (41 tahun, Pegawai BUMN) |
Untuk memesan paket metode granada anda bisa konfirmasi via Handphone atau email :
Prasetyono
Cipinang kebembem 07/14 no.21 rawamangun,Jakarta timur
Hp. 021-9386 3571
Khusus untuk anda yang berdomisili di jabodetabek, anda juga bisa melakukan pemesanan, dengan cara bayar di tempat setelah barang anda terima |
"Sekali lagi, Paket Granada bukan e-book / produk digital sehingga Anda tidak perlu susah payah mendownload video. Paket kami berupa produk fisik yang akan kami kirim langsung ke alamat rumah Anda melalui Pos atau Tiki"
Bea Kirim!
(Bebas biaya kirim)
Selama ini belajar menerjemah Al-Qur,an dianggap sulit, namun mitos itu terpatahkan oleh peserta pelatihan Metode Granada. Ternyata tak sesulit yang dibayangkan.
Riauterkini-PEKANBARU- Sebanyak 60 peserta mengikuti pelatihan Metode Granada, sistem 4 langkah 8 jam bisa menerjemah Al-Qur,an yagn digelar di Hotel Sahid Pekanbaru dari Sabtu (31/5) hingga Ahad (1/6). Pelatihan ini merupakan angkatan I untuk wilayah Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), bahkan Sumatera. Bisa disebut, peserta angkatan I merupakan saksi terpatahkannya mitos belajar menerjemah Al-Qur,an susah untuk wilayah Sumatera.
Para peserta tak sekedar berasal dari Pekanbaru, namun berasal dari hampir seluruh kabupaten di Riau, seperti Kampar, Pelalawan, Bengkalis, Rokan Hulu dan Indragiri Hilir (Inhil). Selama dua hari mereka mengikuti setiap tahapan pelatihan selama sekitar 6 jam dalam sehari.
Berbeda dengan pelatihan pada umumnya yang kerap diliputi kebosanan, sehingga banyak peserta yang tak mengikuti secara penuh, untuk pelatihan Metode Granada seluruh peserta antusias sepanjang pelaksanaan pelatihan. Rasa penasaran dan keinginan untuk bisa menerjemah Al-Qur,a menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus bersemangat. Selain itu, metode penyampaian yang menarik intrukstur Solihin Bunyamin Ahmad, seorang ustadz dariJakarta sekaligus penemu Metode Granada juga membuat peserta tak bosan.
Sekitar pukul 16.00 WIB, Ahad (1/6) rangkaian pelatihan dinyatakan usai dan langsung ditutup oleh DirekturGranada wilayah Riau dan Kepri Lahmuddin Rambe. Dalam pidato sambutannya, Lahmuddin mengharapkan para peserta bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalannya terhadap Al-Qur,an. "Selain itu, saya juga berharap para peserta pelatihan angkatan pertama ini bersedia menularkan ilmunya kepada masyarakat," harapnya.
Perasaan puas dilontarkan para peserta usai mengikuti pelatihan. Muhammad Zainuri yang datang jauh-jauh dari Tembilahan, Inhil misalnya secara terus terang puas. "Saya bersyukur bisa ikut pelatihan penting ini dan akhirnya bisa mulai menerjemah Al-Qur,an. Padahal selama ini saya juga beranggapan belajar menerjemah Al-Qur,an itu sangat sulit," paparnya kepada riauterkini.
Ungkapan serupa juga disampaikan peserta dari Bangkinang, Kampar Basri Rasyid. "Metode ini sangat penting bagi meningkatkan pemahaman umat terhadpa Al-Qur,an. Selama ini belajar menerjemah Al-Qur,an itu sulit, ternyata mudah dan tak perlu waktu lama," tukasnya.
Sementara itu sang penemu Metode Granada, Solihin Bunyamin Ahmad mengatakan, kunci keberhasilan metodenya memudahkan belajar menerjemah Al-Qur,an terletak pada peringkatan dua disiplin ilmu alat pemahaman Al-Qur,an, yakni Nahwu(tata Bahasa Arab) danShorob(ilmu perubahan kalimat. Dua disiplin ilmu yang terdiri dari beberapa kitab tebal itu diringkas menjadi hanya satu lembar.
"Lazimnya untuk belajar kedua ilmu itu diperlukan waktu bertahun-tahun, seperti yang dialami para santri di Pesantren, tetapi dengan metode ini kita ringkas jadi hanya satu lembar," ujarnya kepada riauterkini.
Selain itu, empat tahap yang juga menjadi kunci kesuksesan adalah, pertama menguasai komponen kalimat Bahasa Arab, kedua menguasai kata-kata tak berubah, ketiga menguasai rumusGranada (ringkasan ilmu Nahwu dan Shorob, dan keempat lahitan yang kontinyu.
Lebih lanjut Solihin menceritakan, bahwa metode ini ia temukan pada 1999 lalu. Kemudian dipatenkan pada 2000 dan baru dilounching pada 2007 silam. "Sejak saya temukan sampai sekarang sudah, sekitar 6000 orang yang berhasil bisa menerjemah Al-Qur,an dengan cepat melalui metode ini," pungkasnya.***(mad)
Berbeda dengan pelatihan pada umumnya yang kerap diliputi kebosanan, sehingga banyak peserta yang tak mengikuti secara penuh, untuk pelatihan Metode Granada seluruh peserta antusias sepanjang pelaksanaan pelatihan. Rasa penasaran dan keinginan untuk bisa menerjemah Al-Qur,a menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus bersemangat. Selain itu, metode penyampaian yang menarik intrukstur Solihin Bunyamin Ahmad, seorang ustadz dari
Sekitar pukul 16.00 WIB, Ahad (1/6) rangkaian pelatihan dinyatakan usai dan langsung ditutup oleh Direktur
Perasaan puas dilontarkan para peserta usai mengikuti pelatihan. Muhammad Zainuri yang datang jauh-jauh dari Tembilahan, Inhil misalnya secara terus terang puas. "Saya bersyukur bisa ikut pelatihan penting ini dan akhirnya bisa mulai menerjemah Al-Qur,an. Padahal selama ini saya juga beranggapan belajar menerjemah Al-Qur,an itu sangat sulit," paparnya kepada riauterkini.
Ungkapan serupa juga disampaikan peserta dari Bangkinang, Kampar Basri Rasyid. "Metode ini sangat penting bagi meningkatkan pemahaman umat terhadpa Al-Qur,an. Selama ini belajar menerjemah Al-Qur,an itu sulit, ternyata mudah dan tak perlu waktu lama," tukasnya.
Sementara itu sang penemu Metode Granada, Solihin Bunyamin Ahmad mengatakan, kunci keberhasilan metodenya memudahkan belajar menerjemah Al-Qur,an terletak pada peringkatan dua disiplin ilmu alat pemahaman Al-Qur,an, yakni Nahwu(tata Bahasa Arab) danShorob(ilmu perubahan kalimat. Dua disiplin ilmu yang terdiri dari beberapa kitab tebal itu diringkas menjadi hanya satu lembar.
"Lazimnya untuk belajar kedua ilmu itu diperlukan waktu bertahun-tahun, seperti yang dialami para santri di Pesantren, tetapi dengan metode ini kita ringkas jadi hanya satu lembar," ujarnya kepada riauterkini.
Selain itu, empat tahap yang juga menjadi kunci kesuksesan adalah, pertama menguasai komponen kalimat Bahasa Arab, kedua menguasai kata-kata tak berubah, ketiga menguasai rumus
Lebih lanjut Solihin menceritakan, bahwa metode ini ia temukan pada 1999 lalu. Kemudian dipatenkan pada 2000 dan baru dilounching pada 2007 silam. "Sejak saya temukan sampai sekarang sudah, sekitar 6000 orang yang berhasil bisa menerjemah Al-Qur,an dengan cepat melalui metode ini," pungkasnya.***(mad)
Irwan Nugroho - detikNews
Oleh: FATHURI SR/SYIRAH
27-3-2007
Jakarta- Di hotel Borobudur di Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta, 24 Maret kemarin diluncurkan metode baru menerjemahkan al-Quran. Metode ini disebut dengan Metode Granada.
Sebagaimana dilaporkan Syirah 15 Maret lain nama ini terambil dan sebuah kota di Spanyol yang pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan gerakan terjemah (harakatut tarjamah) buku-buku ilmu pengetahuan sedunia di masa kejayaan Islam (abad VII ~ XII). Dengan nama ini diharapkan metode Granada dapat ikut serta dalam kemajuan umat Islam.
Menurut penemunya, Solihin Bunyarnin Ahmad, Lc (40) dengan metode ini seseorang bisa menerjemahkan al-Quran setelah enam jam belajar. Delapan jam yang selama ini dipublikasikan sudah menghitung toleransi terhadap peserta didik.
"Bermula dari keinginan untuk memberikan yang terbaik pada peserta didik agar cepat mengerti bahasa al-Quran," tutur ayah dari 7 anak ini, 4 putra 3 putri. Sebab ia sering mendengar bahwa bahasa al-Quran susah dipahami.
Dari situlah Solihin kemudian berusaha keras untuk membuktikan bahwa al-Quran itu bahasanya mudah. Waktu itu sekitar tahun 1998.
Dengan dasar pemahamannya terhadap bahasa Arab ia menginventarisir kata-kata dalam bahasa Arab beserta perubahannya. Ternyata perubahan itu kembali pada 3 huruf, hanya belasan saja yang tidak," jelas alumni Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Arab Saudi (LIPIA) ini.
Selanjutnya ia membagi perubahan-perubahan kata bahasa Arab itu menjadi awalan, akhiran, dan sisipan. Istilah ini disesuaikan dengan gramatika bahasa Indonesia yang sudah dikenal oleh masyarakat dibanding gramatika Arab.
Misalnya lafaz muslim yang terdiri dari mi'm, sin, lam, dan nun memiliki tambahan huruf diawalyaitu mim. Atau kata karim, tersusun dari kaf, ra', ya, dan mim. Ia mendapat tambahan ya'.
Dari rumus-rumus itulah pria yang lahir 12 Desember 1969 ini membuat tabel satu halaman. "Itu yang saya klaim nahwu dan saraf satu halaman," katanya. Dari rumus itu orang bisa mengetahui mana kata yang menjadi subyek, predikat, juga obyek.
Metode ini pertama kali diperkenalkan pada Forum Alumni SMP Islam Al-Azhar (ASIA) di Kebayoran Baru Jakarta Selatan yang diselenggarakan di masjid Al-Azhar Kebayoran Baru.
Dari sana metode ini diperkenalkan di kalangan instansi pemerintah. Di antaranya kelompok pengajian Badan Pengendalian Modal Daerah Jakarta. "Ini masih embrio," tutur Solihin.
Setelah label satu halaman itu ditemukan Solihin membuat brosur dan dipublikasikan di Penginapan Haji Indonesia , Kwitang Jakarta. Di sana Solihin setiap bulan mengadakan pelatihan metode baru ini. Pesertanya kadang banyak, kadang juga sedikit, antara 50 sampai 80 orang. Tak jarang cuma 12 orang saja.
Awal tahun 2000 Solihin diundang Petguman Tinggi Ilmu Al-Qur'an (PTIQ) untuk berdiskusi mengenai metode-metode penerjemahan al-Quran yang ada di Indonesia . Di sana metodenya dibandingkan dengan dua metode lain. "Metode Istiqlal dan sistem 12 iangkah," terang pria kelahiran Indramayu Jawa Barat ini.
Solihin diberi wakiu salu jam untuk presentasi dan ternyata ia berhasil. "Dari situ kita mulai dipanggil ke Bandung , Surabaya , Medan ,...," katanya.
Sekarang, sudah dua bulan ini Solihin dibantu oleh Granada Communication, sebuah lembaga event organizer dibawah FT Garanada Investa Islami, mengadakan berbagai pelatihan.
Menurut mahasiswa S2 di Institut Ilmu Al-Qur'an ini sepanjang melakukan pelatihan dengan metode ini rata-rata peserta didik rnenunjukkan keberhasilannya tidak kurang 85 persen.
Untuk memesan paket metode granada anda bisa konfirmasi via Handphone atau email :
Prasetyono
Cipinang kebembem 07/14 no.21 rawamangun,Jakarta timur
Hp. 021-9386 3571
Khusus untuk anda yang berdomisili di jabodetabek, anda juga bisa melakukan pemesanan, dengan cara bayar di tempat setelah barang anda terima |
"Sekali lagi, Paket Granada bukan e-book / produk digital sehingga Anda tidak perlu susah payah mendownload video. Paket kami berupa produk fisik yang akan kami kirim langsung ke alamat rumah Anda melalui Pos atau Tiki"
Bea Kirim!
(Bebas biaya kirim)
Langganan:
Postingan (Atom)