"Bayangkan dalam waktu 8 Jam, Anda bisa memahami bahasa Al-Qur’an, bahasa Robb Penguasa Semesta Ini"Fakta : Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar umat ini. Ia adalah kitab suci yang paling mudah dibaca, dihafal, dan difahami..

Satu hal yang menjadi ciri dasar Metode Granada adalah keunikannya dalam mengemas pelajaran nahwu sharaf (tata bahasa Arab),Anda akan diajak "bermain" menghitung huruf. Sungguh menyenangkan. Tapi, bagaimana bisa?

Subhanallah, mudah-mudahan metode ini dapat disebarkan seluas-luasnya, agar banyak orang yang lebih memahami kitab suci Al-Qur’an dengan penuh kecintaan. Adi Ekawan (41 tahun, Pegawai BUMN)

Khusus untuk anda yang berdomisili di jabodetabek, anda juga bisa melakukan pemesanan, dengan cara bayar di tempat setelah barang anda terima

8 Jam Menerjemah Al-Qur,an Simulasi Metode Granada Testimonial Cara Pemesanan
Photobucket

Selama ini belajar menerjemah Al-Qur,an dianggap sulit, namun mitos itu terpatahkan oleh peserta pelatihan Metode Granada. Ternyata tak sesulit yang dibayangkan.

Riauterkini-PEKANBARU- Sebanyak 60 peserta mengikuti pelatihan Metode Granada, sistem 4 langkah 8 jam bisa menerjemah Al-Qur,an yagn digelar di Hotel Sahid Pekanbaru dari Sabtu (31/5) hingga Ahad (1/6). Pelatihan ini merupakan angkatan I untuk wilayah Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), bahkan Sumatera. Bisa disebut, peserta angkatan I merupakan saksi terpatahkannya mitos belajar menerjemah Al-Qur,an susah untuk wilayah Sumatera.

Para peserta tak sekedar berasal dari Pekanbaru, namun berasal dari hampir seluruh kabupaten di Riau, seperti Kampar, Pelalawan, Bengkalis, Rokan Hulu dan Indragiri Hilir (Inhil). Selama dua hari mereka mengikuti setiap tahapan pelatihan selama sekitar 6 jam dalam sehari.

Berbeda dengan pelatihan pada umumnya yang kerap diliputi kebosanan, sehingga banyak peserta yang tak mengikuti secara penuh, untuk pelatihan Metode Granada seluruh peserta antusias sepanjang pelaksanaan pelatihan. Rasa penasaran dan keinginan untuk bisa menerjemah Al-Qur,a menjadi motivasi bagi para peserta untuk terus bersemangat. Selain itu, metode penyampaian yang menarik intrukstur Solihin Bunyamin Ahmad, seorang ustadz dari Jakarta sekaligus penemu Metode Granada juga membuat peserta tak bosan.

Sekitar pukul 16.00 WIB, Ahad (1/6) rangkaian pelatihan dinyatakan usai dan langsung ditutup oleh Direktur Granada wilayah Riau dan Kepri Lahmuddin Rambe. Dalam pidato sambutannya, Lahmuddin mengharapkan para peserta bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatihan untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalannya terhadap Al-Qur,an. "Selain itu, saya juga berharap para peserta pelatihan angkatan pertama ini bersedia menularkan ilmunya kepada masyarakat," harapnya.

Perasaan puas dilontarkan para peserta usai mengikuti pelatihan. Muhammad Zainuri yang datang jauh-jauh dari Tembilahan, Inhil misalnya secara terus terang puas. "Saya bersyukur bisa ikut pelatihan penting ini dan akhirnya bisa mulai menerjemah Al-Qur,an. Padahal selama ini saya juga beranggapan belajar menerjemah Al-Qur,an itu sangat sulit," paparnya kepada riauterkini.

Ungkapan serupa juga disampaikan peserta dari Bangkinang, Kampar Basri Rasyid. "Metode ini sangat penting bagi meningkatkan pemahaman umat terhadpa Al-Qur,an. Selama ini belajar menerjemah Al-Qur,an itu sulit, ternyata mudah dan tak perlu waktu lama," tukasnya.
Sementara itu sang penemu Metode Granada, Solihin Bunyamin Ahmad mengatakan, kunci keberhasilan metodenya memudahkan belajar menerjemah Al-Qur,an terletak pada peringkatan dua disiplin ilmu alat pemahaman Al-Qur,an, yakni Nahwu(tata Bahasa Arab) danShorob(ilmu perubahan kalimat. Dua disiplin ilmu yang terdiri dari beberapa kitab tebal itu diringkas menjadi hanya satu lembar.

"Lazimnya untuk belajar kedua ilmu itu diperlukan waktu bertahun-tahun, seperti yang dialami para santri di Pesantren, tetapi dengan metode ini kita ringkas jadi hanya satu lembar," ujarnya kepada riauterkini.

Selain itu, empat tahap yang juga menjadi kunci kesuksesan adalah, pertama menguasai komponen kalimat Bahasa Arab, kedua menguasai kata-kata tak berubah, ketiga menguasai rumus Granada (ringkasan ilmu Nahwu dan Shorob, dan keempat lahitan yang kontinyu.

Lebih lanjut Solihin menceritakan, bahwa metode ini ia temukan pada 1999 lalu. Kemudian dipatenkan pada 2000 dan baru dilounching pada 2007 silam. "Sejak saya temukan sampai sekarang sudah, sekitar 6000 orang yang berhasil bisa menerjemah Al-Qur,an dengan cepat melalui metode ini," pungkasnya.***(mad)
www.riauterkini.com

Share this post:

Digg it StumbleUpon del.icio.us Google Yahoo! reddit

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2010 Metode Granada